
Mujizat di Kanna didalam Injil Yohanes menggambarkan mukjizat selaku tanda-tanda.
Mukjizat pengubahan air menjadi anggur dalam perkawinan di Kana, mukjizat pertama dalam rangkaian 7 tanda, memberikan indikasi tujuan misi hidup Yesus, sangant menarik dimaknai sebagai dasar keberhasilan memperoleh hidup kekal. Tanda ketujuh: puncak dan klimaks semua tanda dalam Injil Yohanes adalah peristiwa pembangkitan Lazarus (Yoh 11: 1-44). Melalui tanda ini Yesus mengisyaratkan Lazarus sebagai simbol ke-hidupan baru, kehidupan kekal yangakan diperoleh orang yang percaya pada Yesus sebagai jalan kehidupannya, karena Yesus menunjukkan bukti kemenangannya atas maut. Seperti setiap langkah keberhasilan dimulai dari langkah pertama, kita juga harus mengawalinya dengan "berubah" mengikuti jejak tanda pertama, awal cara memperoleh karunia besar yang disediakan Tuhan bagi kita. Bacaan Yoh. 2: 1-11 mengajarkan kita sejumlah hal. Pertama: Tuhan bersedia hadir dan memberkati suatu perkawinan, bahkan memberikan hadiah perkawinan yang tak termilai. Dalam perkawinan di Kana, air diubah menjadi anggur dalam 6 tempayan yang masing masing berisi 2-3 buyung (takaran bahan cair Yunani yang kira kira sepadan 39,5 liter), sehingga tempayan yang digunakan dalam pesta di Kana masing masing bermuatan antara 60-120 liter. Mengingat Yesus hadir di Kana pada hari ketiga (pesta nikah Yahudi dapat berlangsung 7 hari), kita dapat menyadari betapa hadiah Tuhan bukan hanya amat bernilai juga amat sangat berlimpah. Itu sebabnya dalam awal pembentukan keluarga Tuhan Yesus memulai karya-Nya. Sesuatu yang biasa dan penting dalam hidup (air) diubah-Nya menjadi sesuatu yang memiliki banyak nilai tambah (anggur lebih mahal dan dapat digunakan untuk pelbagai hal seperti untuk ma-sakan, menghangatkan badan serta pengobatan). Melalui keluarga, Tuhan membuat seseorang berubah - mau bekerjasama dan berbagi, lebih mengerti kasih orang tua setelah diri sendiri menjadi ayah/ibu dan memahami Kasih Bapa Surgawi. Teladan keluargalah awal tempaan seorang anak menjadi bernilai atau tidak. Bila teladan dan dasar yang diberikan keluarga baik, hampir pasti hasilnya baik. Dasar terbaik yang dapat diberikan keluarga adalah jalan Yesus serta meneladan Keluarga Kudus di Nazareth.
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Comments
Post a Comment