Pemahaman manejemen airtanah dari segi kerentanan airtanah demi keberlanjutan airtanah di kabupaten Malaka NTT ( Emanuel Grace Manek)
Tujuan :
*Dapat dijadikan sebagai parameter dalam kerangka
pengembangan wilayah kabupaten Malaka
*Membangun kepekaan pemerintah,
swasta masyarakat dan segala kegiatan di wilayah malaka yang menggunakan
airtanah sebagai kebutuhan sehari-hari.
Defenisi :
*Kerentanan airtanah sendiri didefenisikan oleh Vrba dan Zaporazec (1994) sebagai sifat -
sifat intrinsik
dari sistem air
tanah yang berkaitan
dengan sensitivitas dari
sistem
tersebut
terhadap manusia dan alam.
*Vrba dan
Zaporaek (1994) dalam Hendrayana (2011) membagi kerentanan air tanah kedalam
2 macam yaitu kerentanan intrinsik
(alamiah) yang merupakan fungsi dari faktor hidrogeologi seperti karakterisitik
akuifer, jenis tanah yang berada di atas akuifer, dan jenis material geologinya.
Dan kedua adalah kerentanan spesifik yang merupakan gabungan potensi aktivitas manusia
yang berpengaruh terhadap potensi sumber air tanah dalam dimensi ruang dan
waktu.
Jadi
kesimpulan dari defenisi kerentanan airtanah menurut para ahli tersebut adalah
posibilitas dari pencemar yang akan mencapai muka airtanah, berinteraksi dengan
airtanah serta berinteraksi dengan litologi penyusun akuifer dan mempengaruhi
keberlanjutan penggunaan airtanah untuk kebutuhan masyarakat maupun industri
serta kegiatan-kegiatan yang menjadikan airtanah sebagai kebutuhan utama.
*Konsep
sederhana kerentanan airtanah terhadap pencemaran airtanah dalam kaitanya dengan pengembangan
wilayah harus berdasarkan pada kajian geologi, geofisika, hidrogeologi serta
kimia airtanah sehingga pengembangan wilayah juga memperhatikan parameter
keberlanjutan airtanah untuk memenuhi kebutuhan kabupaten Malaka, mengingat air
merupakan kebutuhan esensial makluk hidup dan belum tergantikan oleh fluida
apapun di dunia ini dan juga yang patut digaris bawahi adalah airtanah adalah
air yang paling dominan dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat Malaka sebab
kualitasnya lebih baik dari pada air permukaan karena pengelolaan air permukaan
kurang bahkan tidak diperhatikan seperti
dikota-kota besar maupun di kabupaten Malaka.
*Akhirnya
dengan ini diharapkan kita menjadi sedikit paham dan perduli dengan kerentanan
airtanah dalam kaitannya dengan pengembangan wilayah kabupaten malaka, serta
kajian-kajian apa saja yang perlu dilakukan sehingga airtanah di Malaka dapat
dinikmati hingga generasi yang akan datang tanpa mengurangi kualitas airtanah.
Comments
Post a Comment